CIKARANG PUSAT - Pj. Bupati Bekasi, Dani Ramdan, mengikuti Rapat Koordinasi Mingguan terkait Pengendalian Inflasi Daerah, yang berlangsung secara virtual bersama Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) dan lembaga pemerintah se-Indonesia. Berlangsung di Command Center, Diskominfosantik, Cikarang Pusat, Senin (5/12).
Sesuai dengan data yang dipaparkan oleh Kemendagri bahwa pada bulan November nilai inflasi di Indonesia berhasil turun hingga mencapai angka 5,42 persen. Dani mengatakan hal ini memberikan dampak baik khususnya untuk Kabupaten Bekasi, ia menilai penurunan tersebut mampu meningkatkan daya beli masyarakat, dan meningkatkan pendapatan.
“Inflasi menurun memiliki faktor baik bagi kita, pertama pendapatan masyarakat meningkat terlebih upah di Kabupaten Bekasi sudah ditetapkan naik, dengan ini tentu daya beli masyarakat semakin meningkat terhadap kebutuhan bahan pokok,” ujarnya.
Ia menjelaskan, optimalisasi terus dilakukan dalam menyikapi pengendalian inflasi sehingga Kabupaten Bekasi dapat dikatakan stabil dan memenuhi syarat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan untuk memberikan manfaat kepada kesejahteraan masyarakat.
“Evaluasi terus dilakukan hingga sejauh ini bisa dikatakan cukup stabil, ini kami lakukan atas upaya melalui operasi pasar, pemantauan bahan pokok, dan pemberian subsidi kepada masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya, komoditas lain yang cukup berperan penting menyumbang inflasi yakni beras. Kendati demikian, pihaknya akan gencar menjaga pasokan dan melakukan kerjasama dengan daerah penghasil melalui kerjasama swasta guna memenuhi stok yang diinginkan.
“Sebagai langkah antisipatif dikemudian hari terutama pasokan beras, kami selalu menghitung neraca dan menjaga kenaikan bahan pokok menjelang hari raya salah satunya melakukan kerjasama dengan daerah penghasil untuk memenuhi stok.” katanya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian menyampaikan sepanjang tahun 2022 risiko ketidakpastian global yang memperberat pemulihan ekonomi pasca pandemi, perlu direspon untuk menjaga pemulihan ekonomi dalam negeri.
“Ada beberapa penyebab inflasi diantaranya konflik perang Rusia-Ukraina, krisis pangan dan energi, restriksi bahan pangan dan pupuk, potensi stagflasi, dan kenaikan suku bunga. Ini harus kita respon dengan baik untuk menjaga pemulihan ekonomi di negeri kita,” jelasnya.
Terakhir, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan secara umum pendorong utama inflasi sepanjang tahun 2022 adalah peningkatan harga pada komoditas yang harganya telah diatur oleh pemerintah sehingga komoditas pangan bergejolak.
Reporter: RSM
Editor: shn