Acara ini digelar untuk ikut serta menyukseskan keberhasilan pembangunan Pemkab Bekasi melalui bidang publikasi, dan juga menyatukan presepsi melalui jalinan kerjasama kesepakatan dengan insan pers, serta sekaligus berdiskusi santai menjawab beberapa persoalan yang sedang hangat diperbincangkan.
Pj. Bupati mengapresiasi kegiatan para insan pers yang telah membantu pemerintah melalui pemberitaan-pemberitaan yang beredar dimedia massa, menyangkut aspirasi dan keluh kesah masyarakat Kabupaten Bekasi.
“Rekan-rekan media ini merupakan insan yang senantiasa mengamati, menulis, merekam kejadian maupun peristiwa didaerah Kabupaten Bekasi, juga didalamnya mencatat aspirasi dan keluh kesah persoalan-persoalan ditengah masyarakat yang bahkan saya banyak memperoleh informasi selain dari dinas tentu dari wartawan sekalian,” katanya.
Ditengah acara juga terdapat diskusi bersama para awak media yang dijawab langsung oleh Pj. Bupati Bekasi, salah satunya terkait evaluasi pemberitaan yang beredar dimasyarakat.
Menjawab salah satu pertanyaan, Pj. Bupati menyampaikan bahwa pemberitaan yang muncul akan dievaluasi dan dimasukkan kedalam SP4N LAPOR! dan Analisis Media yang setiap kali dibahas dalam kegiatan Rapat Pimpinan. Pihaknya akan terus memonitoring pemberitaan-pemberitaan yang ditayangkan, sebagai bahan analisis untuk pembangunan daerah.
“Berita ataupun aspirasi yang masuk itu kami punya SP4N LAPOR! dan Analisis Media, akan dibahas di Rapim saya setiap Selasa. Kami tayangkan disitu pemberitaan tertinggi apa saja, contoh berapa banyak berita tentang jalan rusak, drainase, rumah roboh. Kemudian kami analisis melalui Diskominfo dan Prokopim, bahkan laporan masyarakat yang masuk kedalam SP4N LAPOR!, saya cek juga mana yang direspon mana yang tidak,” ujarnya.
Dihadapan para awak media, ia mengatakan dalam program 100 Hari kerjanya telah dilakukan berbagai upaya pembangunan, antara lain terkait bantuan Rutilahu, dan SPALD-S yang telah selesai, walaupun sebagian masih dalam tahap pengerjaan.
Ia menambahkan, dalam realisasi anggaran dikatakan meningkat, yang semula 20 persen kini menjadi 46 persen untuk serapan belanja, sedangkan realisasi pendapatan semula 20 persen menjadi 62 persen.
“Untuk infrastruktur, baik gedung sekolah ataupun bangunan negara lain butuh waktu berbulan-bulan. Tetapi, yang dalam jangka waktu pendek seperti Rutilahu, serta SPALD-S ini sudah kita tuntaskan. Realisasi anggaran pun meningkat dari 20 persen, menjadi 46 persen untuk serapan belanja,” katanya.
Dirinya berharap diskusi ini dapat seterusnya berjalan dengan baik, persoalan-persoalan yang disampaikan akan sebisa mungkin segera diselesaikan.
“Kami menyadari yang belum terbereskan masih banyak, tapi semoga dengan diskusi ini kedepan dapat diselesaikan dengan baik. Saya dengan yang lain akan mencatat dan merespon dari rekan media terhadap pelaksanaan pembangunan dan layanan pemerintah.” ujarnya.
Reporter: RSM
Editor: shn
