Saat ditemui, para nelayan mengaku selama ini kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar Solar perahu yang belum terpenuhi, dan baru bisa mendapatkannya didaerah Karawang, yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari Pantai Muara Bungin.Â
Mendengar hal tersebut, Pj. Bupati segera mengambil tindakan dengan langsung menghubungi Dinas Kelautan Provinsi Jawa Barat untuk menjelaskan kelangkaan bahan bakar tersebut dan sedang diupayakan oleh pihak Pertamina dalam penanganannya.
“Kami secara formal sudah menulis surat ke provinsi, karena untuk urusan nelayan ini ada di Dinas Kelautan Provinsi Jawa Barat. Tadi langsung saya hubungi Dinas-nya, ini juga sedang didiskusikan dan diupayakan oleh Pertamina untuk penanganannya. Namun disini juga ternyata belum ada SPBU khusus nelayan. Itu juga akan kita upayakan,� ujarnya.
Dirinya mengatakan, terdapat 300 nelayan yang membutuhkan 500 liter bahan bakar per harinya. Ia menyampaikan, akan lebih memungkinkan jika dibangun Pom Mini karena jika SPBU harus mencapai 15.000 liter per harinya.
“Ada 300 nelayan dan mereka membutuhkan 500 liter per harinya. Mungkin akan dibuat Pom Mini,� ucapnya.
Selain hal tersebut, nelayan juga mengeluhkan terkait abrasi yang terjadi di pesisir pantai, karena kondisi hutan yang sebelumnya dibawah pengelolaan Perhutani ternyata tidak terjaga bakaunya dan banyak tambak, sehingga terjadi abrasi.Â
Dani menjelaskan dirinya sudah mengundang Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan untuk mengusulkan 11 proyek, salah satunya untuk pemecah ombak dan pengerukan.
“Ini persoalan nasional tidak hanya di Bekasi, karena memang kondisi hutannya yang dulu dibawah Perhutani ternyata tidak terjaga bakaunya. Kemarin kami sudah mengundang Dirjen Pembiayaan Infrastruktur untuk mengusulkan 11 proyek, salah satunya di Muaragembong ini. Semoga di APBN 2023, dari 11 bisa setengahnya direalisasikan.â€� jelasnya.Â
Reporter: RSM
Editor: fiu