SETU - Pasar Pasisian Leuweung yang merupakan inisiasi Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Barat resmi digelar di Kabupaten Bekasi, bertempat di Hutan Kota Setu Ajarwana, Kecamatan Setu, pada Minggu (8/10).
Event yang diselenggarakan sebagai ajang promosi, edukasi, transformasi teknologi, dan inovasi produk guna mendongkrak penjualan hasil pertanian yang dikelola para Petani Milenial (Petmil) dan Kelompok Tani Hutan (KTH) ini turut mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Pada kegiatan tersebut, Pj. Bupati Bekasi Dani Ramdan, jajaran Perangkat Daerah terkait Pemkab Bekasi, bersama Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat menyusuri berbagai produk olahan hasil hutan yang diproduksi oleh para pelaku UMKM di Jabar, dan di samping itu pula dilakukan penanaman pohon mangga yang diharapkan dapat berkembang baik serta memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.
Saat diwawancarai, Dani Ramdan menyebutkan hutan yang dimanfaatkan menjadi sarana pariwisata ini memiliki potensi besar untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, dan tidak terkecuali kesejahteraan para petani yang telah banyak berkontribusi pada ketahanan pangan masyarakat.
“Hutan yang dimanfaatkan sebagai sarana pariwisata bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, para petani. Di Kabupaten Bekasi sudah langka sekali lahan sejenis, dimohon aset alam ini dijaga dengan baik dan diberikan sarana prasarananya,” ujarnya.
Dijelaskan Dani, perlu ditingkatkan pula dari sisi visibilitas produk-produk unggulan daerah di pasar lokal dan regional dengan mengadakan pameran produk, dan partisipasi festival pertanian.
“Baik dari perikanan, pertanian lainnya perlu diintegrasikan dengan berbagai event-event, dan membuktukan sektor apapun bisa menciptakan lapangan kerja baru, usaha baru, ekonomi baru,” katanya.
Dani menginstruksikan kepada jajaran agar gagasan dalam menciptakan perputaran ekonomi tidak berhenti begitu saja, namun perlu diimplementasikan secara berkelanjutan dengan mereplikasi kegiatan serupa di tingkat Kecamatan dan Desa.
“Saya sudah titip ke Camat, Kepala Desa untuk acara seperti ini bisa berkelanjutan dengan memanfatkan lahan yang ada,” tuturnya.
Mengingat banyaknya lahan yang sudah terpakai jika tidak dimungkinkan di hutan, bisa juga dengan memanfaatkan sepanjang bantaran sungai, danau, dan lahan berpotensi lainnya untuk dipergunakan ajang promosi produk-produk menarik agar diminati masyarakat.
“Sepanjang bantaran sungai, danau, dan lainnya bisa bagaimana kita mendesainnya saja agar diminati masyarakat dan mau untuk datang,” jelasnya.
Di tengah gencarnya era digitalisasi, Dani mendorong pihak UMKM bisa berjualan di e-commerce guna mendorong keberlanjutan ekonomi para pelaku usaha.
“Mereka juga bisa berjualan online jadi tidak dijualkan pada saat offline saja, tapi masyarakat bisa lewat e-commerce lain untuk membeli produk-produk.” tukasnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana, inovasi ini dapat mengoptimalkan daya tarik hutan sebagai media baru transaksi ekonomi tanpa harus merusak daya dukung lingkungan lewat acara Pasar Leuweung Pasisian.
Terkait program Pasar Leuweung yang telah dilaksanakan, Dodit menyebutkan jika selama ini pihaknya terus mendorong masyarakat khususnya petani untuk bisa mandiri dengan melalui potensi yang ada khususnya hutan.
“Tujuan kami mendatangi masyarakat supaya bisa mengoptimalkan produk-produk hutan yang dijual langsung oleh para petani. Alun-alun Setu yang dikelola oleh Dishut Jabar salah satunya bisa dimanfaatkan untuk penyelenggaraan Pasar Pasisian Leuweung ini,” katanya.
Reporter: RSM
Editor: IND