"Destana ini memang menjadi konsen saya karena Kabupaten Bekasi masuk ke daerah rawan bencana tinggi, apalagi bulan-bulan berikutnya kita akan masuk musim penghujan. Maka kesiapsiagaan masyarakat harus ditingkatkan," jelasnya.
Program Destana/Katana yang dibentuk oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi sejak tahun 2017 ini, merupakan Salah satu strategi Pemkab Bekasi melalui pengembangan desa/kelurahan tangguh terhadap bencana dengan upaya pengurangan risiko bencana.
"Penanggulangan bencana ini kan tidak bisa hanya mengandalkan BPBD saja, maka strateginya adalah membangun pemberdayaan masyarakat, melalui kesiapsiagaan Destana/Katana ini. Kalau ditingkat kecamatan kita bentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB)," terangnya.
Dani berharap, kegiatan pembinaan Destana/Katana dapat kembali merevitalisasi pengetahuan dan pemahaman informasi mengenai peringatan dini bencana. Karena melalui pembinaan ini mereka bisa lebih memahami upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk menghindari bahaya.
"Saya berharap, melalui pembinaan ini pengurus/anggota Destana bisa membaca atau mengetahui respon apa yang harus diberikan, misalnya ketika curah hujan naik, kalau sudah terlatih mereka bisa melakukan upaya-upaya baik itu mitigasi pencegahannya maupun evakuasi untuk menghindari bahaya," katanya.
Sementara itu, ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis menyampaikan, tujuan diadakan pembinaan Destana/Katana yakni terlaksananya pelaksanaan penanganan penanggulangan bencana secara sistematis, serta dapat terbentuk masyarakat desa/kelurahan yang lebih sadar tentang pentingnya arti kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
"Saya berharap, kegiatan ini dapat menambah wawasan agar lebih tanggap dan siapsiaga dalam menghadapi bencana. Mudah-mudahan pengurus/anggota destana tanggap dan siaga dalam menghadapi segala bentuk situasi bencana yang terjadi di Kabupaten Bekasi," tukasnya.
Reporter : atn
Editor : shn