Web Resmi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Bekasi

27 November 2025 - 11:48:15 | 21

Pemkab Bekasi Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi 2025

admin

CIKARANG PUSAT  – Memasuki awal musim penghujan, Pemerintah Kabupaten Bekasi menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025, bertempat di Plaza Pemerintah Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat, Kamis (27/11). Turut hadir Wakil Bupati Bekasi, Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Forkoppimda, Perangkat Daerah terkait, Camat se-Kabupaten Bekasi, Baznas, PMI, dan Basarnas Kabupaten Bekasi.


Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kesiapan seluruh unsur dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, terutama banjir, angin kencang, dan cuaca ekstrem.


Mengawali rangkaian acara, Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang melakukan pemeriksaan pasukan yang terdiri dari unsur BPBD, TNI/Polri, organisasi kemanusiaan, relawan kebencanaan, dan ojek online. Seusai pemeriksaan pasukan, Bupati Bekasi menyampaikan sambutan yang memuat pesan-pesan strategis terkait kesiapan daerah menghadapi puncak musim hujan.


Dalam sambutannya, Bupati Bekasi terlebih dahulu mengucapkan syukur dan apresiasi atas penyelenggaraan apel siaga yang dinilainya sangat penting dilakukan di tengah tingginya potensi risiko bencana di wilayah Kabupaten Bekasi. Ia menyampaikan bahwa kondisi geografis Kabupaten Bekasi menjadikan daerah ini rawan terhadap bencana hidrometeorologi, sehingga kesiapsiagaan yang kuat dan terukur menjadi kebutuhan utama.


“Kabupaten Bekasi merupakan wilayah dengan potensi bencana hidrometeorologi yang cukup tinggi, terutama banjir, angin kencang, dan cuaca ekstrem. Karena itu, kesiapsiagaan menjadi faktor kunci dalam meminimalisir dampak yang timbul bagi masyarakat,” ujar Bupati.


Bupati menegaskan bahwa kemampuan merespons secara cepat, tepat, dan terkoordinasi adalah bagian terpenting dalam mengurangi risiko bencana. Pemerintah Kabupaten Bekasi, kata Bupati, terus memperkuat upaya penanggulangan bencana melalui berbagai langkah strategis. Beberapa upaya tersebut meliputi penguatan tanggul serta normalisasi sungai dan drainase, pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bencana serta Desa, Kelurahan, dan Kecamatan Tangguh Bencana, hingga pengembangan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di sejumlah titik rawan banjir.


Lebih jauh, Bupati menekankan bahwa apel kesiapsiagaan bukan sekadar agenda seremonial, tetapi merupakan wujud nyata komitmen seluruh pihak untuk membangun kesadaran bersama bahwa penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah. Penanganan bencana memerlukan kolaborasi menyeluruh antara TNI/Polri, lembaga kemanusiaan, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat.


“Ini adalah langkah nyata untuk membangun kesadaran bahwa penanggulangan bencana adalah urusan bersama. Untuk itu, saya mengajak seluruh pihak untuk menjaga komitmen, memperkuat sinergi, dan memastikan koordinasi berjalan efektif di setiap tingkatan,” ujar Bupati.


Bupati menjelaskan bahwa sejauh ini Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan berbagai upaya pengurangan risiko bencana di wilayah-wilayah yang dinilai memiliki potensi tinggi banjir maupun gangguan hidrometeorologi lainnya. 


Normalisasi sungai di beberapa aliran kritis terus dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas tampung air dan mengurangi penyumbatan akibat sedimentasi. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bekasi juga sedang mengembalikan kesesuaian tata ruang di sejumlah kawasan yang dinilai mengalami alih fungsi lahan, sekaligus memperluas ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area resapan.


“Mitigasi bukan pilihan, tetapi kewajiban. Kabupaten Bekasi tidak boleh menunggu banjir baru bergerak. Semua perangkat, mulai dari penataan ruang, infrastruktur, hingga edukasi masyarakat, harus bekerja sejak dini dan bekerja bersama. Keselamatan warga adalah prioritas,” katanya. 


Bupati juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem hingga awal 2026. Ia menekankan bahwa seluruh unsur harus siaga penuh dan mampu memberikan penanganan cepat, terkoordinasi, serta berlandaskan nilai kemanusiaan apabila terjadi bencana. Masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan melakukan mitigasi secara terencana serta berkelanjutan di lingkungan masing-masing.


Menutup sambutannya, Bupati Bekasi mengajak seluruh peserta apel untuk memperkuat semangat gotong royong dan solidaritas antar elemen masyarakat, sebagai modal kuat dalam menghadapi berbagai potensi bencana ke depan.


“Dengan kesiapan yang baik, saya yakin Kabupaten Bekasi akan semakin tangguh dan mampu melindungi masyarakatnya.”pungkasnya.


Di sisi lain, Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, menjelaskan bahwa secara teknis BPBD telah meningkatkan kesiapan di lapangan dengan memperkuat fasilitas dan sumber daya penanggulangan bencana. Peningkatan tersebut mencakup penambahan dan pemerataan personel di kawasan rawan, perbaikan sarana prasarana kebencanaan seperti perahu karet, alat deteksi dini, pompa portabel, hingga kendaraan taktis yang diperlukan untuk operasi evakuasi. Menurutnya, hal ini dilakukan agar respons kebencanaan dapat dilakukan lebih cepat, tepat sasaran, dan efektif ketika terjadi situasi darurat.


“Kami memastikan seluruh personel dan sarana prasarana berada dalam kondisi siaga penuh. Setiap menit sangat berharga ketika bencana terjadi. Karena itu, BPBD harus hadir sebagai barisan paling depan dalam upaya penyelamatan warga,” katanya.


Lebih lanjut, Muchlis mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari BMKG, musim hujan di wilayah Kabupaten Bekasi mengalami intensitas tertinggi pada bulan Desember hingga Januari. Kondisi tersebut mengharuskan seluruh unsur kebencanaan lebih waspada dan memperkuat koordinasi secara berkelanjutan. Ia menyebut bahwa BMKG juga memprediksi adanya potensi peningkatan curah hujan ekstrem di beberapa wilayah sehingga langkah mitigasi perlu dilakukan lebih dini.


“Prediksi BMKG ini bukan sekadar informasi cuaca, tetapi peringatan bagi kita semua untuk bekerja lebih cepat. Puncak hujan pada Desember–Januari harus diantisipasi dengan kesiapan total. Tidak boleh ada wilayah yang tidak terpantau, dan tidak boleh ada warga yang terdampak tanpa mendapatkan bantuan segera.” tutupnya.


Kegiatan Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 kemudian dilanjutkan dengan pengecekan sarana dan prasarana penanggulangan bencana, yang meliputi kendaraan operasional, perahu karet, alat komunikasi, alat evakuasi, serta perlengkapan pendukung lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan tertib dan menjadi sinyal kuat kesiapan Kabupaten Bekasi dalam menghadapi musim penghujan.


Reporter: RSM

Editor: IND

Berita Populer
Agenda
Layanan Online