TAMBUN UTARA - Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) kembali menghadirkan terobosan dalam pembangunan infrastruktur dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai material perkerasan jalan. Program ini dikemas dalam inovasi bernama Aspal-Limbah Campur Plastik (Asli Cantik) yang resmi diterapkan pada proyek pelebaran Jalan Exit Tol Gabus, Tambun Utara, Kamis (28/8).
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan penekanan tombol sirine oleh Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, didampingi Kepala Dinas SDABMBK, Henri Lincoln, Kepala Bidang Pembangunan Jalan SDABMBK, Dede Chairul, serta Perangkat Daerah terkait.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyampaikan bahwa hadirnya inovasi Asli Cantik menjadi momentum penting bagi Kabupaten Bekasi dalam memperkuat pembangunan infrastruktur yang tidak hanya berorientasi pada kualitas dan konektivitas, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan.
“Melalui inovasi ini, kita tidak hanya membangun jalan untuk mengurai kemacetan dan memperlancar aktivitas masyarakat, tetapi juga memberikan solusi dalam pengelolaan limbah plastik. Dengan begitu, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bekasi mampu memberikan manfaat ganda, mendukung mobilitas sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” tegas Bupati.
Bupati menambahkan bahwa program ini merupakan wujud nyata kontribusi Kabupaten Bekasi dalam mendukung ekonomi sirkular. Dengan mengubah limbah menjadi material bernilai, pembangunan tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan investasi masa depan yang berkelanjutan.
“Saya berharap inovasi Asli Cantik dapat menjadi contoh baik, tidak hanya bagi Kabupaten Bekasi, tetapi juga bagi daerah lain di Indonesia. Ini bukti bahwa dengan kreativitas dan kerja sama, kita bisa menghadirkan pembangunan yang lebih hijau, hemat anggaran, dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.
Dengan adanya pelebaran Jalan Exit Tol Gabus dan penerapan Asli Cantik, diharapkan Kabupaten Bekasi mampu mewujudkan visi “Bangkit, Maju, dan Sejahtera” melalui pembangunan infrastruktur yang modern, efisien, dan berwawasan lingkungan.
“Kami percaya, pembangunan tidak boleh hanya fokus pada hari ini. Pembangunan harus memberi manfaat bagi generasi yang akan datang. Asli Cantik adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tutupnya.
Kepala Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, menjelaskan bahwa pelebaran jalan di Exit Tol Gabus, tepatnya di batas kota Karang Satria – Gabus Raya – Pulo Puter, merupakan bagian penting dari strategi meningkatkan konektivitas antara pusat kegiatan masyarakat dengan kawasan strategis di Kabupaten Bekasi.
Henri menegaskan bahwa proyek ini juga mendapat pendampingan dari Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi guna memastikan seluruh proses berjalan transparan, akuntabel, dan sesuai aturan.
“Jalan Exit Tol Gabus adalah jalur vital yang menjadi pintu keluar-masuk kendaraan di kawasan Tambun Utara. Dengan pelebaran ini, arus lalu lintas akan lebih lancar, kemacetan bisa berkurang, dan konektivitas antarwilayah semakin kuat. Hal ini tentu akan mendukung pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kenyamanan masyarakat pengguna jalan.”ujarnya.
Kepala Bidang Pembangunan Jalan SDABMBK sekaligus Project Leader, Dede Chairul, menuturkan bahwa ide inovasi ini lahir dari kondisi jalan di Kabupaten Bekasi yang masih banyak membutuhkan perbaikan. Dari total panjang jalan 1.077 kilometer, baru sekitar 70 persen yang berada dalam kondisi mantap, sementara 30 persen sisanya masih rusak.
“Ketika ingin memperbaiki jalan, biaya yang dibutuhkan sangat besar. Dari situlah kami mencari solusi yang lebih hemat tanpa mengurangi kualitas. Asli Cantik menjawab kebutuhan itu, karena selain mengurangi biaya hingga 50 persen, inovasi ini juga membantu mengurangi limbah plastik,” jelas Dede.
Secara teknis, komposisi yang digunakan adalah satu ton limbah aspal dicampur dengan 3,5 kilogram plastik. Campuran ini kemudian diolah menjadi aspal siap pakai. Dari sisi harga, penggunaan aspal campuran plastik bisa memangkas biaya hingga separuh.
“Kalau dengan aspal biasa biayanya Rp1 juta, maka dengan Asli Cantik cukup Rp500 ribu. Artinya, anggaran Rp1 miliar yang biasanya hanya bisa memperbaiki 500 meter jalan, kini bisa diperluas hingga dua kali lipat. Hemat biaya, tapi tetap berkualitas,” katanya.
Meski demikian, dirinya mengakui ada tantangan dari sisi ketahanan waktu. Aspal reguler dapat bertahan 3–4 jam setelah diproduksi, sementara aspal campuran plastik hanya mampu bertahan 1–2 jam. Untuk itu, formulasi masih terus dikembangkan agar hasilnya semakin optimal.
Ke depan, pihaknya berencana mendaftarkan hak paten (HAKI) untuk inovasi ini agar dapat diterapkan lebih luas, bahkan bisa menjadi model nasional dalam pengelolaan jalan ramah lingkungan.
“Uji coba sudah kami lakukan di beberapa ruas jalan selama empat bulan terakhir, dan hasilnya cukup memuaskan. Kekuatan aspal tetap setara dengan aspal reguler, bahkan dari sisi ketahanan terhadap tonase kendaraan dan gesekan ban, kualitasnya sama,” jelasnya.
Reporter: RSM
Editor: IND