TARUMAJAYA - Pemerintah Kabupaten Bekasi terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan. Hal tersebut ditandai dengan dilaksanakannya simbolis Pemberian Jaminan Ketenagakerjaan bagi nelayan serta Hibah Sarana Prasarana yang mendukung pembudidayaan ikan dan pengolahan hasil perikanan, bertempat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paljaya, Tarumajaya, pada Senin (19/5).
Sebagai bagian dari program 100 hari kerjanya, Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari hadirnya pemerintah daerah dalam melindungi profesi nelayan, yang selama ini rentan terhadap risiko kerja dan kesejahteraan yang belum merata.
“Penyerahan jaminan ketenagakerjaan ini bukan hanya bentuk perlindungan, tetapi juga penghargaan terhadap peran penting nelayan dalam menjaga ketahanan pangan nasional dari sektor kelautan dan perikanan,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menanggung iuran BPJS Ketenagakerjaan bagi 2.522 nelayan, yang kemudian jumlahnya disesuaikan menjadi 1.251 nelayan pada tahun 2025 berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sejak September 2024 hingga April 2025 juga tercatat sebanyak 20 nelayan meninggal dunia dan mayoritas telah menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan, sementara sisanya masih dalam proses klaim.
Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya agar 4.209 nelayan yang aktif di Kabupaten Bekasi bisa terlindungi secara menyeluruh, karena telah terbukti program tersebut sangat penting dan bermanfaat bagi nelayan.
“Kami akan terus berupaya agar total 4.209 nelayan aktif di Kabupaten Bekasi bisa terlindungi secara menyeluruh. Kami tidak ingin ada satu pun nelayan yang tidak terlindungi,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penyerahan bantuan sarana dan prasarana perikanan seperti mesin kapal, jaring, life jacket, serta bantuan budidaya ikan nila dan 30 unit cool box untuk pengolah hasil perikanan. Di bidang pengembangan SDM, Pemerintah Kabupaten Bekasi mengirim 60 nelayan generasi muda ke Balai Pelatihan di Tegal untuk mengikuti pelatihan kompetensi dan sertifikasi. Ia menjelaskan bahwa program-program tersebut bertujuan agar nelayan muda Kabupaten Bekasi bisa bersaing dan naik kelas dengan berbekal keahlian dan sertifikasi yang mumpuni.
“60 nelayan generasi Zillenial ini diharapkan dapat memperoleh sertifikasi untuk meningkatkan daya saing di sektor kelautan dan perikanan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan, Iman Santoso, melaporkan bahwa program Dinas Perikanan terdiri dari tiga pilar utama, yakni Program Desa Mandiri Pangan, Program Tani Nelayan Tangguh, dan Program Percepatan Penanganan Stunting melalui Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan).
Selain itu, dalam penanganan stunting, pihaknya juga telah membagikan ikan segar ke masyarakat di tiga kecamatan yaitu Setu, Cibitung, dan Cikarang Selatan. Pembagian dilakukan sebanyak enam kali di setiap desa, sekaligus dilaksanakan sosialisasi konsumsi ikan bagi keluarga.
Melalui program ini, ia berharap pemerintah daerah dapat terus melaksanakan berbagai program yang dapat mendukung kebutuhan nelayan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
“Program ini menjadi bagian dari kontribusi sektor perikanan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Bekasi, karena ikan adalah sumber protein berkualitas tinggi,” tambahnya.
Sebagai informasi, pada kegiatan tersebut turut dilaksanakan sunatan masal dan pemberian paket sekolah anak dari PMI Kabupaten Bekasi, serta pemberian santunan dan paket sembako dari Baznas Kabupaten Bekasi.
Reporter: ind
Editor: fiu