CIKARANG PUSAT - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi,
Dedy Supriyadi, memimpin Apel Pagi yang diikuti oleh seluruh pegawai di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi, pada Senin (6/2) pagi.
Berdasarkan arahan Pj. Bupati Bekasi, dalam apel tersebut
Sekda menekankan kepada para pegawai terkait evaluasi kinerja dibeberapa hal,
salah satunya terkait penaganan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bekasi.
Dalam menangani kasus kemiskinan ekstrem, pihaknya meminta
seluruh dinas terkait bersinergi membantu BPS dalam melakukan sinkronisasi data
kembali secara mandiri, berdasarkan penilaian dan hasil real lapangan agar di
tahun 2024 penanganan kemiskinan ekstream ini bisa mencapai nol persen.
“Kemiskinan ekstrem ini harus kita tangani bersama agar
ditahun 2024 capaiannya bisa nol persen, untuk memulainya kita akan berupaya
melakukan sinkronisasi data yang dikeluarkan oleh BPS agar bisa terpisah dengan
Kota Bekasi dengan mandiri sesuai penilaian dan hasil realnya dilapangan,”
ujarnya.
Selain itu terkait Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),
Sekda menghimbau kepada seluruh perangkat daerah yang terlibat agar lebih fokus
melakukan upaya untuk menjaga tren pertumbuhan ekonomi agar inflasi dapat tetap
terkendali.
“Seluruh perangkat daerah yang terlibat TPID, tentunya
diharapkan lebih melakukan upaya kondisi menjaga inflasi berjalan dengan aman
dan baik,” ucapnya.
Permasalahan dalam menekan angka pengangguran yang cukup
tinggi di Kabupaten Bekasi juga dikatakan Sekda masih menjadi tantangan yang
masih dihadapi Pemkab Bekasi.
Dalam menekan angka tersebut, ia mengatakan bahwa Pemkab
Bekasi sudah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik melalui para HRD,
ataupun owner dari perusahaan agar dapat mengupayakan penyerapan tenaga kerja
lokal.
“Penanganan pengangguran juga tentu harus diperhatikan
dengan cara melakukan kerjasama berbagai pihak baik dari HRD, serta owner
perusahaan agar mereka bisa mengupayakan penyerapan tenaga kerja asli Kabupaten
Bekasi,” ucapnya.
Pihaknya melalui Dinas Ketenagakerjaan juga telah melakukan
program prioritasnya dengan baik, diantaranya melalui Balai Latihan Kerja (BLK)
dan Job Fair terbuka bagi para pencari kerja.
“Lowongan kerja sekarang lebih terbuka, bisa melalui Job
Fair jadi tidak hanya melalui dinas. Data pencari kerja pun harus kita validasi
kembali, terutama dari BPS ada yang asli Kabupaten Bekasi, ada yang tidak.
Karena kita dunia industri terbesar juga ya,” tandasnya.
Terakhir, dirinya juga akan terus mendorong dinas terkait
dalam pencegahan dan penurunan stunting, salah satunya dengan melalukan
sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk menghindari adanya kasus
yang meningkat terkait stuning.
Reporter: RSM
Editor: SHN