Web Resmi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Bekasi

14 Desember 2024 - 06:11:34 | 177

Pj. Bupati Tutup Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten Bekasi

admin

MUARAGEMBONG - Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Bekasi Tahun 2024 resmi ditutup oleh Pj. Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Muaragembong, pada Jumat (13/12). 


Dalam mendukung program tersebut, Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Kesehatan, menetapkan survei dilakukan di 21 kecamatan, 85 blok sensus desa/kelurahan, dengan hasil responden yakni 83 persen. 


Pj. Bupati Bekasi menyoroti bahwa masalah gizi terutama stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan nasional, jika tidak ditangani dengan baik stunting tidak hanya akan berdampak pada pertumbuhan fisik anak, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak, produktivitas, dan kualitas hidup generasi bangsa.


“Masalah gizi ini sangat penting untuk ditangani bersama-sama, karena berfokus pada perkembangan ibu hamil dan balita. Kalau tidak ditangani tentu akan berdampak buruk pada kualitas hidupnya,” ujarnya


Pihaknya menerangkan, SSGI memberikan gambaran status gizi balita terkait stunting, _wasting, underweight, overweight_ dan determinannya, meliputi indikator intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif menggunakan metode _two stage stratified sampling_ secara potong lintang atau _cross-sectional.


“Daya yang dijumpulkan sejak 7 November hingga 11 November mencakup berbagai faktor determinan status gizi balita seperti pemberian asi/mpasi, cakupan imunisasi, penyakit infeksi, serta aspek lingkungan dan sosial ekonomi,” katanya.


Menurutnya, dilaksanakannya SSGI tersebut merupakan acuan dan peran strategis dalam menyediakan data status gizi yang akurat dan berkualitas. Selanjutnya, data ini akan menjadi landasan dalam pengambilan kebijakan kesehatan yang tepat. Karena itu, keberhasilan pelaksanaan SSGI 2024 sangat tergantung pada dukungan dan kerja sama yang kuat dari seluruh stakeholders, baik di tingkat pusat maupun daerah. 


“SSGI menjadi rapor bagi upaya pemerintah daerah dalam membantu menurunkan angka stunting di Kabupaten Bekasi, dan sebagai langkah menentukan kebijakan kedepan,” jelasnya.


Dengan ditutupnya pengumpulan data SSGI, pihaknya berharap dapat menghasilkan data yang lebih baik dan akurat, sehingga intervensi yang dilakukan untuk mengatasi stunting dapat lebih tepat sasaran dan efektif.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, dr. Alamsyah, menyampaikan dalam program ini Dinas Kesehatan telah memfokuskan pada 85 blok sensus dengan proporsi jumlah Bayi Lima Tahun (Balita) sebanyak 841 dibawah usia 59 bulan, dan yang berhasil di survei sekitar 700 Balita atau 83 persen. 


“83 persen sudah angka yang sangat baik, mengapa tidak sampai 100 persen karena ada beberapa faktor yakni bayi sudah melebihi umur 59 bulan, sudah berpindah alamat tempat tinggal, dan faktor lainnya,” terangnya.


Disamping itu, beberapa upaya pun telah dilakukan salah satunya menggerakan akademisi dan pihak swasta untuk membantu Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam menurunkan angka prevalansi stunting. 


“Ada akademisi, ada pihak swasta yang turut membantu, ada program yang akan dijalankan bersama melalui CSR mereka nantinya,” tuturnya.


Pihaknya optimis dengan hasil survey yang diberikan, Kabupaten Bekasi mampu menekan angka prevalensi stunting dan mewujudkan visi misi Indonesia Emas 2045. 


“Kita optimis tahun depan akan turun, karena kami akan mengawal segala perkembangan yang terjadi terutama pada Ibu hamil dan Balita.” ucapnya.


Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Kepala DPKKB Kabupaten Bekasi, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Bekasi, Camat Muaragembong, Penanggungjawab Teknis Kabupaten/Kota (PJT KK) SSGI, dan undangan lainnya. 


Reporter: RSM

Editor: SHN

Berita Populer
Agenda
Layanan Online