SUKATANI – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Bekasi beberapa hari terakhir kembali menyebabkan banjir di tujuh kecamatan, yakni Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Sukatani, Karangbahagia, serta Kecamatan Cibitung. Selain merendam rumah warga, banjir juga berdampak pada sejumlah fasilitas umum, termasuk sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan bangunan dan kekurangan sarana pendukung kegiatan belajar mengajar.
Menanggapi kondisi tersebut, Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, bersama Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Ida Farida, didampingi Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, serta unsur Forkopimcam setempat turun langsung meninjau lokasi terdampak banjir di SMPN 1, SMAN 2, dan SDN 5 Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, pada Senin (3/11).
Dalam peninjauannya, Bupati Bekasi menyampaikan bahwa banjir di wilayah tersebut diakibatkan oleh tiga titik tanggul yang jebol di sepanjang aliran Kali Cikarang. Debit air yang tinggi dari hulu sungai membuat tanggul tidak mampu menahan tekanan air, sehingga mengakibatkan meluapnya air ke permukiman warga dan fasilitas pendidikan.
“Kami menemukan adanya tiga tanggul yang jebol di Kali Cikarang. Ini yang menjadi penyebab utama banjir di beberapa wilayah. Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, dan kami akan segera melakukan langkah-langkah konkret untuk memperbaikinya,” ujar Bupati Ade Kuswara Kunang.
Bupati juga menekankan pentingnya percepatan penyelesaian pekerjaan perbaikan infrastruktur sungai oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sebagai langkah strategis dalam mengurangi risiko banjir. Ia berharap koordinasi lintas instansi dapat semakin diperkuat agar pekerjaan perbaikan tanggul dan normalisasi sungai dapat segera rampung, mengingat curah hujan masih tinggi dan potensi banjir susulan masih ada.
“Kami berharap BBWS dapat menuntaskan pekerjaan yang sedang berjalan dengan baik dan tepat waktu. Koordinasi antarinstansi harus diperkuat, karena masyarakat sudah terlalu lama menanggung akibat dari lambannya penanganan,” tegas Bupati Ade.
Selain perbaikan infrastruktur sungai, Bupati Bekasi juga menekankan pentingnya pendataan rumah warga yang rusak akibat banjir untuk segera dimasukkan ke dalam program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam pemulihan pascabencana dan perlindungan sosial bagi masyarakat terdampak.
Sebagai langkah cepat, Pemerintah Kabupaten Bekasi kini tengah bersinergi dengan dinas terkait, termasuk Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) untuk memperkuat tanggul dan membangun dinding penahan air (retaining wall) di beberapa titik rawan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah air meluas ke wilayah permukiman lainnya.
“Kita harus bergerak cepat. Penanganan jangka pendek kita lakukan melalui pembangunan dinding penahan air. Namun ke depan, harus ada desain permanen agar persoalan banjir tidak berulang setiap musim hujan,” kata Ade Kuswara.
Tak hanya fokus pada rumah warga, pemerintah daerah juga akan memperbaiki sarana pendidikan yang terdampak. Beberapa sekolah seperti SMPN 1, SMAN 2, dan SDN 5 Sukamanah akan mendapat prioritas perbaikan drainase dan modifikasi bangunan agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu di masa mendatang.
“Sekolah-sekolah yang terendam banjir akan kita tangani segera. Kita akan buat sistem drainase yang lebih baik agar air tidak lagi menggenang.”
pungkasnya.
Reporter: RSM
Editor: IND